Posts

Showing posts from 2019

Kaleidoskop 2019

Image
Nggak terasa, kayaknya baru kemarin aku nulis tentang "Glimpse of my 2018"  sekarang udah kembali mereview tahun 2019. Alhamdulillah, aku berhasil melewati kembali satu tahun penuh perjuangan. Terima kasih aku, yang sudah mau berjuang bersama dan bertahan hingga detik ini tanpa kurang suatu apapun :’)

Cerita Magangku

Image
Halo! Kayaknya aku belum pernah cerita tentang magangku kemarin ya? Gapapa dah biarpun telat yang penting sempet terdokumentasikan di blog wkwk. Magang ini termasuk momen yang cukup memorable buatku, jadi kayaknya kurang afdol kalo cuma dibiarin lupa gitu doang. Kita memulai magang tanggal 1 Maret 2019, tepat satu hari setelah kita penarikan KKN. Kebayang nggak sih gimana capeknya setelah ngurusin kkn, penarikan, angkut sana sini, perjalanan antar kota, dan segala macem, lalu besok paginya langsung cus magang. Gaspol, no time for leyeh-leyeh :’)

Hidup Ini Aneh

Image
Waktuku sisa dua bulan. Dan aku sedang berada dalam fase yang membingungkan. Cobaan terbesarku berasal dari faktor luar, yakni orang lain yang silih berganti bertanya “kok belum lulus lulus sih?” “bukannya kamu penelitian udah dari lama ya?” “Halah penelitianmu mah gampang aja tuh”, dan juga orang tua, yang nggak mungkin lagi aku mintakan uang untuk bayar ukt semester depan. Kalo faktor dari dalam, jujur, nuraniku sendiri nggak masalah dengan masa studi yang panjang. Aku masih bisa mengeksplor diriku lebih banyak di dunia perkuliahan. Aku juga bisa memantapkan lagi arah tujuan hidupku mau ke mana. Tapi sekali lagi, aku nggak mungkin meminta uang lagi untuk bayar ukt. Aku sudah cukup jadi beban di keluarga. and society. Sekarang, aku tengah berusaha menikmati ritme kehidupan yang sejatinya bergerak naik dan turun. Ya, menikmati. Berusaha melihat semuanya dari sisi positifnya. Belajar berusaha, tidak mengeluh, tidak menyerah. Kalau hari ini gagal, besok dicoba lagi. Nggak boleh men

Bacotan Seorang Peserta

Image
Tulisan ini bukan bertujuan untuk menjatuhkan suatu pihak. Kalaupun kelihatannya begitu, berarti gak sengaja HAHA. Tujuan sebenernya adalah murni cuma ingin melampiaskan keluh kesah dan sharing mengenai kejadian yang aku alami beberapa waktu lalu. Jadi, beberapa waktu lalu aku ikut lomba desain infografis di salah satu universitas. Sebut saja MBF 2019. Eh ngga ding, emang itu nama lombanya. MBF ini diadakan oleh salah satu himpunan jurusan di IPB. (Mungkin tulisan ini bakal sangat ngebosenin karena aku akan bercerita dengan sangat kronologis. Kalian bisa skip saja post ini wkwk) Awalnya, nggak ada yang aneh dari lomba ini. Poster oke, juknis oke, dan CP yang dihubungi pun cukup responsif. Tepat 24 Juli, desain poster dan sebagainya aku kumpulkan. Tanggalnya bertepatan dengan deadline pengumpulan desain. Dan keesokan harinya (tanggal 25 Juli), ada info pengumpulan karya gelombang 2. Lupa sampai kapan, aku nggak begitu peduli. All is fine… . . Sampai tiba 7 Agustus. Hari itu,

Halo, Apa Kabar?

Image
Mungkin kalian sering mendengar tiga kata ajaib yang pasti nggak asing di telinga kalian: Maaf, tolong, dan terima kasih . Memang bener. Kata itu adalah salah satu kunci utama dalam kehidupan sosial. Namun semakin aku dewasa, aku menemukan kata lain yang juga nggak kalah ajaibnya, yaitu: "Apa kabar?" Mungkin kalimat ini terdengar sangat sederhana, bahkan nggak penting. Kalimat ini selalu diajarkan waktu kita belajar bicara, ataupun berbahasa inggris. Namun tanpa sadar kita malah jadi hafal mati dan justru membuat kita gagal memaknai kalimat tersebut. Seolah hidup ini adalah sebuah skenario, dimana ketika ada yang bertanya “apa kabar?” maka kita menjawab “baik, kamu?” atau dalam kelas bahasa inggris: “How are you?” “I’m fine, thank you. And you?” Hell nah. That's not how the sentence works, man.

Dedicated to Her

Image
Post ini aku persembahkan untuk si dia yang bentar lagi mau menuntut ilmu di negeri seberang. She's my first long travel partner. Yap siapa lagi kalo bukan si anak dempo BSD, Adis. Dia ini adalah rekan travelingku yang setia menemani selama exchange di Filipina 2016 lalu. Waktu itu emang agak gila merencanakan petualangan sebulan bersama di negara orang, apalagi kita masih berstatus "maba". Sebulan itu bukan waktu yang sebentar. Tapi alhamdulillah berhasil kita lewati dengan sukses. Dan itu berkesan banget :')

Memperbaiki Siklus Kehidupan

Melihat pola hidupku akhir-akhir ini yang sangat berantakan, aku berniat untuk memperbaiki beberapa hal di keseharianku. Pertama, aku mencoba untuk tidak begadang. Karena udah nggak ada tugas-tugas kuliah e.g presentasi jurnal besok pagi jam 07.00 dan sebagainya, aku mencoba untuk nggak begadang kalo nggak ada urusan penting. Aku menjadwal diriku sendiri buat tidur maksimal pukul 23.00 (padahal sekarang udah jam berapa wkwkw) supaya bisa bangun lebih pagi. Tapi jujur ini susah sekali wkwk. Kadang keasikan main Hay Day, tau-tau udah jam 00.00. Keasikan nonton youtube, tau-tau udah jam setengah 2 dini hari. Oleh karena itu, aku juga membatasi konsumsi es kopi (yang notabene favoritku banget) supaya nggak perlu terjaga semalaman. Kalo dulu, terutama pas puasaan kemarin, aku bisa hampir tiap hari minum es kopi lho. Mbak-mbak penjualnya sampe hafal. Abis itu semalaman nggak bisa tidur. Paginya molor sampe duhur. Belum kapok, malemnya beli es kopi lagi dan diulangi lagi. Ah sumpah dulu

Not my best, but at least I've tried

Image
Kamis, 18 Juli 2019. Jam 12 malem, mendadak ada pikiran kegalauan yang muncul. Memang kalo mulai memasuki tengah malam, biasanya otak makin aktif dan kritis. Biasanya, ide-ide gila nan brilian muncul di waktu-waktu ini. Dan sekarang, “jatahnya” pertanyaan dilematis tentang kehidupan yang muncul. “Kamu sudah empat tahun duduk di bangku kuliah. Udah ngapain aja? Sudah cukup berguna kah kamu?” Pertanyaan sederhana itu membuat aku nggak bisa tidur dan berpikir semalaman. Setelah aku pikir dalam-dalam, aku menyadari sesuatu. Jujur, aku merasa belum ngapa-ngapain dan belum bisa ngapa-ngapain. Astaga, empat tahun ini aku ngapain aja?

Short Getaway to Surabaya

Image
Halo! Aku mau berbagi cerita sedikit tentang "short getaway" -ku kemarin di Surabaya. Perjalananku ke Surabaya selalu punya cerita yang menarik untuk diabadikan. Kali ini, tujuanku ke Surabaya adalah dateng ke wisudanya Dinda. Kebetulan, alya hana dan baity juga berencana ke Surabaya untuk ngadain acara ulang tahunnya ican. Gak perlu pikir panjang, kita langsung beli tiket kereta Jember-Surabaya barengan walopun kegiatan di sana beda. Nggak perlu aku ceritain kan gimana rasanya naik kereta bareng-bareng? Pokoknya seru! Tapi sayangnya hari itu (lagi-lagi) aku sedang demam dan nggak fit, jadi hidupku gabisa jauh-jauh dari paracetamol, imboost, air putih, dan tidur wkwk.

(Review Kaleng-kaleng) Novel Si Anak Kuat

Image
Halo! Setelah sekian lama mangkrak di draft berminggu-minggu, akhirnya post ini selesai juga. Kali ini aku mau review sedikit buku karya Tere Liye, Si Anak Kuat. Bukan review beneran sih, cuma sharing aja wkwk. Buku ini merupakan hadiah dari temen sekelasku selama kuliah, Safira. Kalo dia bilang sih ini bekal wkwk. Yap, aku dapet ini tepat di malam aku berangkat mudik ke bontang. Dia bela-belain dateng 1 jam sebelum aku berangkat, kemudian ngasih seplastik makanan beserta buku ini dan bilang “Nih Fet, buat bekal kamu di jalan”. How cutee It's not my birthday, but yay I'm happy and very thankful for it!

Peramai Tiga Tahunku

Image
Nggak kerasa kita tiba di tahun-tahun terakhir kuliah. Adek udah tiga (bahkan mau empat wkwk), dan nggak bakal ada lagi kegiatan seperti kuliah, nugas, dan kuis. Antara seneng, sedih, dan menyesal. Seneng karena bisa ngelewatin sampe sejauh ini; sedih karena melihat tantangan di depan bakal jauuh lebih susah; dan menyesal kenapa selama empat tahun ini aku masih begini-begini aja. 
Gatau kenapa tiba-tiba aku jadi pingin mengulas balik kehidupanku bareng THP-B 2015. Aku udah genap tiga tahun sekelas bareng mereka. Jelas banyaaaak banget cerita-cerita yang mengisi hari kita selama ini. Entah cerita bahagia, atau bahkan cerita penuh tangis dan tumpah darah.

My Weekly Journal of KKN

Kalo LP2M nyuruh buat catatan harian, then im gonna make my own weekly journal instead. Waktu mendengar kata “KKN”, apa yang pertama kali muncul di pikiran kalian? Hidup 45 hari di desa yang antah berantah, terpencil, terasingkan. Iyakan? Sama kok, pertama kali aku tau, aku kayak “wtf? Ngapain sih harus hidup di desa segala?” Tapi karena ini matkul wajib, jadi mau nggak mau aku daftar juga wkwk. Aku baru ikut KKN semester ini karena semester kemarin harus penelitian. Waktu itu aku benar-benar nggak excited, apalagi waktu temen-temen cerita tentang pengalaman KKN mereka. Ada yang bertengkar hebat, ada yang cinlok, ada yang dijodohin dengan anak Pak Kades, ada yang mutung, dan banyak lagi.