Halo, Apa Kabar?
Mungkin kalian sering mendengar tiga kata ajaib yang pasti nggak asing di telinga kalian: Maaf, tolong, dan terima kasih. Memang bener. Kata itu adalah salah satu kunci utama dalam kehidupan sosial. Namun semakin aku dewasa, aku menemukan kata lain yang juga nggak kalah ajaibnya, yaitu:
Mungkin kalimat ini terdengar sangat sederhana, bahkan nggak penting. Kalimat ini selalu diajarkan waktu kita belajar bicara, ataupun berbahasa inggris. Namun tanpa sadar kita malah jadi hafal mati dan justru membuat kita gagal memaknai kalimat tersebut. Seolah hidup ini adalah sebuah skenario, dimana ketika ada yang bertanya “apa kabar?” maka kita menjawab “baik, kamu?”
atau dalam kelas bahasa inggris:
“How are you?”
“I’m fine, thank you. And you?”
Hell nah. That's not how the sentence works, man.
Padahal kalo kita sadari, kalimat itu punya makna yang dalam ketika diungkapkan. Nggak hanya bagi yang menerima, kata-kata tersebut juga memiliki dampak yang besar bagi siapapun yang mengungkapkannya.
Ketika ditanya “Apa kabar?” atau “How’s life?” atau "how your life is goin'?", dan sejenisnya, aku menangkap itu sebagai simbol bahwa mereka siap memasang telinga untuk mendengarkan cerita kita, baik itu hal baik ataupun buruk. Secara nggak langsung, itu adalah bentuk dukungan dari mereka yang menunjukkan bahwa mereka itu ada buat kita. Hal sesimpel itu bisa mengubah hari seseorang, percayalah. Kalaupun misalnya nggak merubah hari seseorang, seenggaknya itu mengubah hariku hehe.
Semenjak aku merantau, komunikasi dengan keluarga ataupun sahabat jadi tidak seintens saat masih satu kota. Walaupun jarang, namun setiap obrolan biasa kita awali dengan "apa kabar?" Atau "ada cerita apa akhir-akhir ini?", lalu kita mulai bercerita mulai dari hal-hal gak penting hingga masalah hidup.
"Hari ini aku kuis tapi susah banget :("
"Aku minggu depan mau liburan ke sini nih"
"Aku lagi sedih banget hari ini"
Lalu aku menyadari, ternyata sebahagia ini ya ditanyain kabar? wkwk. Rasanya melegakan bisa berbagi cerita walaupun kita jarang bertemu.
Ya, semua orang butuh tempat bercerita. Tidak peduli apakah si pendengar akan memberi solusi atau nggak, terkadang kita hanya butuh didengarkan. Kita cuma ingin menumpahkan semua keluh kesah yang telah lama menumpuk di kepala kita.
Aku pernah menjadi orang yang nggak punya tempat bercerita. As an introvert, I thought it was okay. But it was actually not. Seakan-akan nggak ada orang yang mau membantu menyelesaikan masalah kita. Dan kalaupun ada hal bahagia, hanya bisa kita rasakan sendiri dan orang lain seakan tak peduli.
Alhasil, semua masalah dan beban menumpuk di kepala. Kemana-mana bawaannya jadi pengin marah terus. Tiap malem nangis, gatau nangisin apa. Dikit-dikit baper. Terlarut dalam kesedihan panjang yang tak berujung.
Pernah waktu itu, saking nggak ada tempat bercerita, akhirnya aku curhat di blog. Itu adalah titik dimana aku sudah nggak tau lagi harus "menbuang" semua beban di kepala ini kemana. Sewaktu menulis, aku nggak berekspektasi apa-apa. Aku juga nggak berharap untuk di-notice karena aku sudah se-hopeless itu kepada semua orang.
Namun komentar para temen dunia maya ini bener-bener di luar dugaan.
Sumpah demi apapun gua nangis. They just hit me right in the feels. Dari situ aku semakin menyadari betapa berharganya kalimat “apa kabar?” dari orang-orang terdekat kita :’)
Berangkat dari situ lah muncul sebuah mimpi sederhana, bahwa aku nggak mau kejadian tersebut menimpa orang-orang terdekatku. Aku ingin mencoba lebih peka dengan lingkunganku, sebisa mungkin memastikan bahwa nggak ada dari mereka yang merasa berjalan sendirian. Masih banyak orang yang ingin mendengar ceritanya, keluh kesahnya, dan cerita bahagianya.
Menurutku, semua orang bebas mengekspresikan dirinya, karena niscaya, tidak ada cerita yang tidak layak untuk didengarkan :)
Daan intinya, pesan yang aku ingin sampaikan adalah:
Jangan lupa tanyakan kabar kepada orang-orang terdekatmu (jangan lupa juga tanyakan itu kepada dirimu sendiri, coz at the end of the day, diri kita sendiri lah yang paling bertanggung jawab atas kebahagiaan kita masing-masing). Juga, hargai orang yang mau mendengar ceritamu. Hargai mereka yang dengan tulus memasang telinganya dan memberikan waktunya untukmu. Seperti yang sering kita dengar, waktu adalah kado terbaik. Ketika seseorang memberikan waktunya, dia memberikan sebagian dari hidupnya yang tidak bisa diambil kembali.
Jadi, apa kabar kalian hari ini? Sedang ada keluh kesah apa akhir-akhir ini? :)
"Apa kabar?"
Mungkin kalimat ini terdengar sangat sederhana, bahkan nggak penting. Kalimat ini selalu diajarkan waktu kita belajar bicara, ataupun berbahasa inggris. Namun tanpa sadar kita malah jadi hafal mati dan justru membuat kita gagal memaknai kalimat tersebut. Seolah hidup ini adalah sebuah skenario, dimana ketika ada yang bertanya “apa kabar?” maka kita menjawab “baik, kamu?”
atau dalam kelas bahasa inggris:
“How are you?”
“I’m fine, thank you. And you?”
Hell nah. That's not how the sentence works, man.
Padahal kalo kita sadari, kalimat itu punya makna yang dalam ketika diungkapkan. Nggak hanya bagi yang menerima, kata-kata tersebut juga memiliki dampak yang besar bagi siapapun yang mengungkapkannya.
Ketika ditanya “Apa kabar?” atau “How’s life?” atau "how your life is goin'?", dan sejenisnya, aku menangkap itu sebagai simbol bahwa mereka siap memasang telinga untuk mendengarkan cerita kita, baik itu hal baik ataupun buruk. Secara nggak langsung, itu adalah bentuk dukungan dari mereka yang menunjukkan bahwa mereka itu ada buat kita. Hal sesimpel itu bisa mengubah hari seseorang, percayalah. Kalaupun misalnya nggak merubah hari seseorang, seenggaknya itu mengubah hariku hehe.
Semenjak aku merantau, komunikasi dengan keluarga ataupun sahabat jadi tidak seintens saat masih satu kota. Walaupun jarang, namun setiap obrolan biasa kita awali dengan "apa kabar?" Atau "ada cerita apa akhir-akhir ini?", lalu kita mulai bercerita mulai dari hal-hal gak penting hingga masalah hidup.
"Hari ini aku kuis tapi susah banget :("
"Aku minggu depan mau liburan ke sini nih"
"Aku lagi sedih banget hari ini"
Lalu aku menyadari, ternyata sebahagia ini ya ditanyain kabar? wkwk. Rasanya melegakan bisa berbagi cerita walaupun kita jarang bertemu.
Ya, semua orang butuh tempat bercerita. Tidak peduli apakah si pendengar akan memberi solusi atau nggak, terkadang kita hanya butuh didengarkan. Kita cuma ingin menumpahkan semua keluh kesah yang telah lama menumpuk di kepala kita.
Aku pernah menjadi orang yang nggak punya tempat bercerita. As an introvert, I thought it was okay. But it was actually not. Seakan-akan nggak ada orang yang mau membantu menyelesaikan masalah kita. Dan kalaupun ada hal bahagia, hanya bisa kita rasakan sendiri dan orang lain seakan tak peduli.
Alhasil, semua masalah dan beban menumpuk di kepala. Kemana-mana bawaannya jadi pengin marah terus. Tiap malem nangis, gatau nangisin apa. Dikit-dikit baper. Terlarut dalam kesedihan panjang yang tak berujung.
Pernah waktu itu, saking nggak ada tempat bercerita, akhirnya aku curhat di blog. Itu adalah titik dimana aku sudah nggak tau lagi harus "menbuang" semua beban di kepala ini kemana. Sewaktu menulis, aku nggak berekspektasi apa-apa. Aku juga nggak berharap untuk di-notice karena aku sudah se-hopeless itu kepada semua orang.
Namun komentar para temen dunia maya ini bener-bener di luar dugaan.
Sumpah demi apapun gua nangis. They just hit me right in the feels. Dari situ aku semakin menyadari betapa berharganya kalimat “apa kabar?” dari orang-orang terdekat kita :’)
Berangkat dari situ lah muncul sebuah mimpi sederhana, bahwa aku nggak mau kejadian tersebut menimpa orang-orang terdekatku. Aku ingin mencoba lebih peka dengan lingkunganku, sebisa mungkin memastikan bahwa nggak ada dari mereka yang merasa berjalan sendirian. Masih banyak orang yang ingin mendengar ceritanya, keluh kesahnya, dan cerita bahagianya.
Menurutku, semua orang bebas mengekspresikan dirinya, karena niscaya, tidak ada cerita yang tidak layak untuk didengarkan :)
Daan intinya, pesan yang aku ingin sampaikan adalah:
Jangan lupa tanyakan kabar kepada orang-orang terdekatmu (jangan lupa juga tanyakan itu kepada dirimu sendiri, coz at the end of the day, diri kita sendiri lah yang paling bertanggung jawab atas kebahagiaan kita masing-masing). Juga, hargai orang yang mau mendengar ceritamu. Hargai mereka yang dengan tulus memasang telinganya dan memberikan waktunya untukmu. Seperti yang sering kita dengar, waktu adalah kado terbaik. Ketika seseorang memberikan waktunya, dia memberikan sebagian dari hidupnya yang tidak bisa diambil kembali.
Jadi, apa kabar kalian hari ini? Sedang ada keluh kesah apa akhir-akhir ini? :)
Comments
Post a Comment
Apa pendapat kamu? Yuk sharing! :)