Memperbaiki Siklus Kehidupan

Melihat pola hidupku akhir-akhir ini yang sangat berantakan, aku berniat untuk memperbaiki beberapa hal di keseharianku.

Pertama, aku mencoba untuk tidak begadang.

Karena udah nggak ada tugas-tugas kuliah e.g presentasi jurnal besok pagi jam 07.00 dan sebagainya, aku mencoba untuk nggak begadang kalo nggak ada urusan penting. Aku menjadwal diriku sendiri buat tidur maksimal pukul 23.00 (padahal sekarang udah jam berapa wkwkw) supaya bisa bangun lebih pagi. Tapi jujur ini susah sekali wkwk. Kadang keasikan main Hay Day, tau-tau udah jam 00.00. Keasikan nonton youtube, tau-tau udah jam setengah 2 dini hari.

Oleh karena itu, aku juga membatasi konsumsi es kopi (yang notabene favoritku banget) supaya nggak perlu terjaga semalaman. Kalo dulu, terutama pas puasaan kemarin, aku bisa hampir tiap hari minum es kopi lho. Mbak-mbak penjualnya sampe hafal. Abis itu semalaman nggak bisa tidur. Paginya molor sampe duhur. Belum kapok, malemnya beli es kopi lagi dan diulangi lagi. Ah sumpah dulu hidupku gak jelas banget wkwk.

Semoga setelah ini jam biologisku bisa membaik ya! Doakan semoga aku bisa jadi morning person wkwk.

Dan kedua, aku puasa media sosial.

Mungkin ide ini sudah kerap kali kalian dengar, dan sudah banyak orang yang melakukannya. Ya karena memang, media sosial itu sebegitu toxic-nya bagi orang-orang. Termasuk aku.

Puasaku memang masih jauh dari kata puasa sebenarnya. Aku kadang masih sesekali curi-curi buka instagram lewat akun KKN atau himpunan HAHA. Aku juga masih sering mantengin story mereka di whatsapp. Tapi seenggaknya, aku sudah mengurangi ketergantungan instagramku secara signifikan.

Sekarang, aku lebih banyak menghabiskan waktu di akun instagramku yang baru. Eh, nggak baru banget sih. Kubuat dua tahun lalu, baru tahun ini kembali aku aktifkan untuk pelarianku dari dunia yang kejam wkwk.

Akunku @swnsalty. Bukan akun fake atau apa kok. Mangga kalo mau di follow.

Aku mengekspresikan karyaku di sana, tanpa peduli orang-orang akan melihat atau nggak. Mulai dari desain grafis, fotografi, video, hingga vector-vector sederhana yang semuanya aku pelajari secara otodidak. Juga, akun itu berbasis bahasa inggris. Jadi caption dan cerita-cerita singkat di sana aku kemas dalam bahasa inggris.

Kenapa aku nggak ngepost itu di akun instagramku yang utama? Karena di tengah followers sebanyak itu (halah padahal cuma 500an), aku masih malu buat mengekspos hobiku di sana. Aku takut dipandang “ih sok-sokan” “ah gua mah juga bisa bikin gituan” “wah salah nih harusnya gak gini” dan kalimat-kalimat demotivasi lainnya.

Jadilah akhirnya aku memutuskan untuk mengeksplor hobiku di sana. Feel free to visit! Pujilah karyaku karena memang karyaku menarik, bukan karena kamu temanku. Hujatlah kalo karyaku masih perlu diperbaiki, bukan karena melihat aku nggak cocok di bidang itu. Anggap kita nggak kenal di sana. Anggap kamu melihat karya dari seseorang yang asing. Simple rule, huh?

Hari-hari pertama puasa instagram, aku mati gaya banget. Sehari nggak lihat story anak-anak rasanya gelisah parah, dan langsung berasa jadi anak goa yang nggak tau apa-apa.

Anak-anak ngobrol kayak:
“Kamu udah liat videonya Freya belum, lucu banget ga sihh?!”
“Eh si ini nonton konser itu lo di Jakarta. Gila sih”
“Eh si ini udah wisuda lo, cepet banget ya?”

Dan disitu aku cuma diem plonga-plongo.

Biasanya tiap bosen sedetik aja langsung buka instagram dan scrolling sampe botak, sekarang udah nggak bisa. Aku cuma bisa buka IG keduaku yang isinya tentang tips and trick fotografi dan desain. Dan biasanya nggak akan lama karena aku cepat bosan. Kadang aku juga mentolerir diriku sendiri dengan membolehkan buka facebook (HAHA gimana sih fet katanya puasa medsos), dengan alasan karena di sana nggak banyak teman-teman yang pake, kebanyakan temen-temen overseas jadi masih aman.

Minggu pertama memang terasa berat, namun minggu-minggu berikutnya aku merasa jauh lebih fresh. Beban hidupku terasa lebih ringan, karena nggak perlu mikirin hal-hal yang harusnya nggak aku pikirkan. Ternyata nggak mikirin banyak hal itu enak ya? :))

Nggak perlu takut mikirin si ini udah lulus, udah nikah, atau malah udah sukses. Nggak perlu mikirin liburan mereka yang waw banget itu. Nggak perlu liatin story mereka yang isinya galau terus. Nggak perlu tau perkembangan hidup mereka tiap detik. Dan yang terpenting, nggak perlu bandingin hidupku dengan orang lain. I live my own life and I'm happy for it.

Ya, aku sekarang sebodo amat itu dengan hal yang memang nggak penting buatku. Hidup ini sudah berat sis, jangan ditambah makin berat wkwk.

Selain itu, sejak aku puasa IG aku bisa meluangkan lebih banyak waktu untuk hal lain. Yang biasanya waktuku habis cuma gara-gara scrolling IG, aku bisa ganti dengan ngeblog, berinteraksi dengan manusia yang sesungguhnya, dan menyalurkan hobiku (re: tidur. eh gak ding).

Mungkin kedepannya, aku bakal deactive akun igku, atau mungkin dengan akun fb. Tenang, aku masih aktif di blog dan ig @swnsalty kok. Kalian juga masih bisa hubungi aku lewat line atau wa. Jangan bayangkan aku sebagai manusia purba beneran wkwk.

Sekian cerita ngelantur malam ini. Selamat malam!

Comments