Deep, Dark, Short Getaway to Goa Sampe Marta!
Halo!
Aku dan teman-teman baru aja liburan ke Goa!
Sebenernya wacana main ke Goa ini udah lumayan lama. Berawal dari bulan Mei, Mba Gina iseng ngirim flyer jelajah goa ini. Aku pun jawab dengan iseng juga karena emang belum ada planning. Di kepalaku waktu itu, mana sempat aku keluar kota buat outbond di tengah jadwal kerjaku yang cuma libur sehari ini?! Wkwk
Juli akhir, mba Gina kembali membagikan flyer Jejalah Goa yang sama (entah dia nggak sadar atau emang kode keras wkwk). Aku juga masih dengan jawabanku di awal: "ayok!" yang tak tau kapan terrealisasikan.
Pokoknya ayok aja dulu wkwk.
Ide ini akhirnya dicetuskan di hari Selasa, 29 Juli pukul 1 dini hari di Kink Lalap. Sambil makan sehabis main bulutangkis, kita mulai lagi obrolan goa ini. "Ayook jelajah goa. Atur sudah jadwal"
Nggak pake lama, kita tentukan tanggalnya di hari Kamis 7 Agustus, dengan formasi awal empat orang: aku, mba Gina, mas Restu, dan mas Teguh.
PR selanjutnya adalah mengajak minimal 1 orang lagi supaya bisa mencapai minimum peserta. Mencari peserta ini cukup menantang, kita nggak bisa sembarangan ajak orang terutama yang masih satu kantor karena ribet urus liburnya 😭🤣
Beberapa hari kemudian, terkumpullah tiga orang tambahan: Mas Rizal, Mas Ipul, dan mba Andini. Hihi gak sabar bangeet!
Dan yang paling bikin semangat adalah semuanya excited menantikan trip ini! Walaupun ini bukan trip besar nan mewah, tapi kita semua bersemangat menyusun rencana ini. Hampir tiap hari, tiap ketemu, kita sempatkan membahas trip ini. Sampe kadang kita di "ssstt"-in sama mba Andini ketika ngobrol di kantor karena takut terdengar orang-orang lain.
Nggak di chat, nggak di dunia nyata, yang kita bahas tiap hari:
"Aih hari kok kayaknya lama banget yaa? Aku udah nggak sabar nii menunggu hari Kamis wkwk"
Bahkan aku dan mba gina mencoba rutin jogging tiap sore untuk persiapan 😆 walaupun aku cuma kesampean jogging dua kali sih wkwkw.
![]() |
Biar nggak kaget tiba-tiba jalan 14 km |
H-1, kami ketambahan dua personil lagi: Mas Kahar dan mba Fatimah, dengan total sembilan orang. Wuhuuu welcome gengs, makin nggak sabar ngebayangin gimana serunya nanti 🥳
Hari H, Kamis pagi hari, kami kumpul di Masjid Baiturrahman. Mas Restu baru banget pulang kerja masuk malam (matanya merah banget kayak zombie), Mas Kahar dan Mas Ipul ditelponin nggak ada yang respon.
But the show must go on. Mas Kahar akhirnya muncul dan menyusul ke titik kumpul. Pukul 7 pagi, akhirnya kita berangkat tanpa Mas Ipul yang belum kunjung bangun.
Kita berangkat ke Sekretariat Pokdar Kampung Bersama di Desa Martadinata, Teluk Pandan, Kab. Kutai Timur. Di sana kita briefing sebentar, sambil menyiapkan APD. Alhamdulillah di sana sudah disediakan snack jadi lumayan mengganjal lapar pagi-pagi.
Sewaktu briefing, kita ditanya sama guide-nya:
"Trekking nanti jalannya cukup menantang. Kalian pada pake sepatu apa nih?" Tanya mas Awal dengan nada serius.
"... sepatu yang ada aja mas" kami menjawab dengan nada pasrah wkwk.
"Ooh oke oke, hati-hati aja soalnya kita pernah nemenin peserta pake sepatu biasa, pulang-pulang sepatunya udah menganga semua"
Waduh wkwkw.
Btw baru di sini aku tahu kalo ada yang namanya goa hidup dan goa mati. Itu adalah istilah yang dipake buat menbedakan kondisi goa berdasarkan aktivitas kehidupannya.
Kalo goa hidup (salah satunya ya Goa Sampe Marta ini), adalah goa yang masih punya ekosistem aktif dan dihuni berbagai jenis makhluk hidup. Ornamen seperti stalagtit dan stalagmit juga masih aktif terbentuk. Sedangkan goa mati adalah goa yang udah nggak punya lagi aktivitas kehidupan yang signifikan.
Selanjutnya kita foto bareng dan berangkat ke Pos 1 naik motor kita sendiri. Karena kita ambil paket Silver, kita nggak disediakan ojek. Naah di bayanganku, kalo nggak pake ojek ya kita jalan kaki aja ke Pos 1. Tidak pernah terbesit di kepala kami kalo kami harus bawa motor sendiri 🤣
Kami sama sekali nggak ada prepare motor. Ada yang bensinnya abis lah, ada yang bannya kempes, dan ada yang baru 2 bulan keluar dari dealer. Sehat sehat motor 😭🙏
Kami ngelewatin jalan tanah berbatu, licin, dan berbukit. Ditambah seharian sebelumnya hujan deras, jalannya bener-bener licin dan off-road sampe kami harus turun motor dan bantu dorong motor yang slip di tanjakan. Wkwkw bikin deg-degan tapi seruuu!
Motor seimut ini berkelahi melawan dahsyatnya alam, wah gokil sih. Salut untuk teman-teman, makasih banyak sudah meminjamkan motor-motor imutnya untuk trekking kali ini 🙏
Belum juga mulai trekking, sepatu udah berat karena bolak-balik terperosok di lumpur dan tanah liat wkwk.
Alhamdulillah kita sampai di Pos 1 dengan selamat. Kita berdoa lalu mulai trekking menuju Goa Sampe Marta.
Alhamdulillah treknya nggak seekstrim yang aku bayangkan. Nggak bikin aku pucat karena darah rendah, tapi justru rutenya asik banget! Kami ngelewatin kebun warga, lewat hutan lebat, menyeberangi jembatan kayu, jalan menanjak, dan sungai kecil yang bikin kami kami auto terendam air dan lumpur. Diselingi bercandaan dan celetukan asbun dari mereka, trekking auto nggak kerasa.
Mungkin yang agak susah adalah tanahnya yang super licin bikin kami harus pinter-pinter milih pijakan supaya nggak kepleset. Ya maklum kami cuma pakai sepatu main doang. Bahkan Mas Kahar yang pakai sepatu trekking pun tetep kepleset kalo nggak pinter milih jalan.
Kita menempuh jalur trekking selama satu jam sampai akhirnya tiba di sungai a.k.a camping ground. Kami istirahat sekitar 30 menit sebelum lanjut trekking ke dalam goa. Para guide bangun tenda, udud, dan bikin kopi. Kami bocil-bocil main air di sungai sambil ngemil dan cuci sepatu wkwk.
Sebelum masuk ke goa, kami dibriefing sekali lagi. Jadi karena ini adalah goa hidup dan termasuk dalam area yang dilindungi, ada beberapa larangan yang harus dipatuhi.
Salah satunya, 1) Nggak boleh berisik, karena di dalam goa suaranya menggema, ditakutkan mengganggu satwa liar atau malah bikin longsor bebatuan. 2) Nggak boleh menyentuh ornamen goa (stalagtit, stalagmit, cave pillar, dll) karena bisa menghambat pertumbuhannya, dan 3) nggak boleh sembarangan kasih cahaya ke satwa liar di dalam goa.
Poto lagi di mulut goa sebelum masuk |
Begitu masuk, buseeett aku terkagum-kagum! Menurutku goa itu majestic banget. Ngebayangin dari tetesan air selama ratusan tahun lalu itu bisa kebentuk stalagtit dan stalagmit yang bentuknya indah banget, aku masih nggak habis pikir.
Lalu kalo melihat lubang keluar goa yang disinari cahaya matahari juga menurutku magical bangeett, kayak lukisan 😭
Kalo kata mereka, aku yang introvert ini cocok banget tinggal di sini (woy lah wkwk).
Melihat ratusan kelelewar terbang membentuk pusaran besar di atas kepala kita itu rasanya serem sekaligus takjub. Lalu kita juga melihat ular goa yang bersarang di langit-langit goa. Ngeri ngeri sedap ngebayangin kalo tiba-tiba jatuhin kita di bawah wkwk.
Di sana, kami berkelana ke 4 lantai goa. Semua lantai ngasih pengalaman yang berbeda-beda. Jalur treknya juga seru banget. Ada momen sepatu kami (lagi-lagi) terendam lumpur se-mata kaki, dan turun 90° pakai tali. Ada momen kami harus setengah tiarap karena langit-langit goanya rendah banget. Ada momen kita harus matikan headlamp kita supaya bisa mengamati aktivitas kelelawar di atas.
Aduh, takjub banget lah pokoknya!
Oh iya, di dalam goa itu ternyata sama sekali nggak panas dan pengap loh! Justru, goanya adem dan sejuk karena Sampe Marta ini termasuk goa hidup. Selain itu, ada beberapa lubang alami sebagai ventilasi sehingga udara di dalam nggak pengap.
Jujur treknya nggak bikin capek. Bahkan ketika jelajah di dalem goa itu bener-bener nggak kerasa karena kami terlalu takjub dengan pemandangan goa serta jalur treknya yang nggak pernah membosankan (karena kami banyak berhenti untuk foto juga sih).
Udah berapa kali ya aku ngomong kagum dan takjub? Wkwkw.
Terakhir, kami ditawari untuk coba tengok lantai terakhir yang jalannya udah ditutup karena longsor. Kami mah ayok aja, mumpung udah di sini wkwk. Salah banget masnya nawarin kita yang ayokan 🤪
Puas eksplor dan foto-foto di goa, kami ke luar dan kembali ke camping ground buat istirahat. Aduh kalo udah lapar dan capek gini, makanan apa aja jadi kelihatan nikmaatt wkwk.
Selepas makan kita menghabiskan waktu sambil istirahat, foto-foto, dan maen aer lagi. Qadarullah waktu itu mendung gelap dan sempat hujan, untung aja nggak lama.
Jam 2 siang, kita beberes tenda lalu lanjut trekking untuk kembali ke pos 1. Di perjalanan, lutut mba Fatimah sempat sakit sampai harus bolak-balik disemprot salonpas dan istirahat, tapi alhamdulillah berhasil sampai di pos dengan selamat. Kamu kereenn, mba timeh! 🥳
Setelah tiba di pos 1, kami lanjut lagi perjalanan ke sekret naik motor imut kita. Alhamdulillah, jalanan udah lumayan kering sehingga nggak ada drama dorong-dorong motor wkwkw. Tapi tetep aku mencengkeram erat pundak mas arif karena jalanan masih berbatu dan liciin.
Sampai di sekret kita udah disediain es sirup (masyaallah nikmat benerrrr). Kita bebersih sambil istirahat sebentar, lalu melanjutkan perjalanan pulang ke Bontang.
Alhamdulillah, selesai juga trip jelajah goa kali iniiii 🥳 terima kasih teman-teman dan juga Pokdarwis Kampung Bersama yang udah memfasilitasi trip seru inii hihi.
(Pulang-pulang sampe rumah aku langsung lanjut cuci baju dan tidur, persiapan buat kerja lagi besok wkwk)
Sekilas keseruan trip kali ini aku recap di reels berikut:
* * *
Alhamdulillah bertambah lagi cerita dan pengalamanku hari ini.
Bagiku, trip kali ini bukan sekedar liburan main ke goa. Tapi ini adalah momen aku bisa menikmati waktu dan eksplor hal baru dengan orang-orang yang aku percaya.
Goa Sampe Marta isn’t just a destination, but a place where friendships grew deeper.
Kami dipertemukan di kerjaan, tapi ini jadi salah satu momen langka bisa menghabiskan waktu bareng mereka tanpa harus bahas kerjaan atau bisik-bisik takut ketahuan atasan. Di sini aku melihat sisi mereka yang berbeda dari yang di kantor. They're much nicer, much happier, full of good vibes, and I grateful for it.
Aku nggak takut kalo di jalan ada hambatan, misalnya hujan deras, atau naudzubillah tersesat. Asal sama mereka, aku happy.
Dan bener aja kan. Semua tantangan itu walau berat kita lewatin sambil ketawa bahagia. Motor nyungsep, kaki keseleo, sepatu tenggelam di lumpur, kepanasan, nggak ada satu pun keluar kata-kata mengeluh atau menyebalkan dari mulut mereka. Terharu banget, sayang klen 😭
(Ya iyalah, pressure kerjaan aja kita bisa lewatin, masa begini doang kita ngeluh ya kan? Easy mah ini wkwk)
Pokoknya trip kemarin itu bener-bener full of positive vibes banget! Soo happy!
Trip ini jadi bukti kalo ternyata kita bisa loh liburan tipis-tipis kayak gini. Nggak perlu mewah, nggak perlu berisik, nggak perlu terlalu direncanakan, yang penting ayok dan bisa saling mengisi.
Special shout out buat Mba Gina yang sudah mewujudkan liburan kali ini. Dia pencetus liburan kali ini, bahkan sejak tiga bulan lalu wkwk. Auranya tuh selalu positif dan menyenangkan. Itu yang bikin aku selalu ayok dengan ajakannya wkwk. Kalo nggak ada dia, aku yakin liburan ini nggak bakal ada. Dan berkat dia juga, kami jadi bisa bersilaturahmi dengan orang-orang yang mungkin nggak bisa tiap hari aku temui. Once again, thank you! 🥰
Jadi kalo ditanya, jelajah goa worth it nggak? Aku bisa bilang, worth to try bangett!!
Terutama untuk kalian warga Bontang yang suka petualangan. Trip ini sayang banget untuk dilewatin karena nggak butuh effort besar dari segi waktu, tenaga, dan biaya. Lokasinya dekat, cuma 10-15 menit dari bontang, dan sore juga sudah balik. Tenaga, walaupun capek tapi masih oke lah. Dan dari segi harga pun affordable, apalagi ada pilihan paket yang bisa kamu sesuaikan sama budget kalian.
Selain itu, ikut trip ini juga sekaligus mendukung kelestarian dan kearifan lokal karena kita ikut membayar biaya retribusi dan trip warlok setempat 🙌
Sekali lagi, terima kasih semuanya! Udah siap merencanakan liburan selanjutnya ges? Kemana enaknya, TNK atau ke laut nih? Aku tunggu ajakannya ya wkwkwk 🤣
Ajak ke luar angkasa pun juga ayok ayok aja dulu kan mba 😹
ReplyDeleteWkwk ayoook, aku izin dulu cuti 2 tahun 🤣
Delete