Si Pecundang

Tulisan ini aku tulis di akhir tahun lalu. Namun rasanya relate dengan perasaanku saat ini.

* * *

Akhir tahun tiba-tiba aku mempertanyakan eksistensiku di dunia ini.

Tiap minggu, setelah diskusi (atau di sini dinamakan refleksi), aku selalu mempertanyakan sampai manakah aku bisa bertahan di sini.

Ketika kita berdiskusi akan suatu hal, kadang kita bisa berbeda persepsi. Bukan karena aku nggak paham. Aku merasa mengerti, tapi ternyata persepsiku berbeda. Bukan berarti aku tidak paham bukan? 

Atau mungkin, bisa jadi aku sendiri nggak tahu apa yang nggak aku tahu. Membingungkan memang, tapi itu bisa saja terjadi. 

Aku nggak suka disindir dengan kalimat pedas. Jika memang aku salah, tolong tegur atau sampaikan dengan baik.

Aku bukan anak nakal atau bandel kok. Seumur-umur, aku selalu berusaha menjadi orang yang taat. Aku nggak pernah aneh-aneh.

"Kalo nggak ngerti tuh tanya. Jangan sok pintar. Mending bodoh 5 menit daripada sok pintar selamanya" "Apa sih alasan kalian kayak gini? Kalian merasa spesial?" "Nggak usah bahas mimpi kalian. Nggak penting"

Aku kecewa dan sedih banget dibilang sok pintar. Aku nggak sok pintar lho. Aku juga sama sekali nggak merasa spesial. Jujur aku sedih dan kecewa banget, sampai sampai bikin mood-ku seharian berantakan.

Aku memang nggak mau dianggap bodoh. Tapi dianggap sok pintar itu juga nggak kalah menyakitkan. Apalagi dibanding-bandingkan dengan orang lain.

Rasa-rasanya kerjaku di sini nggak pernah becus. Selalu disalah-salahin terus. Selalu disindir. Ya Allah, kalau memang kerjaku nggak bisa bagus di sini, boleh nggak sih aku resign aja?

Aku udah berusaha sekuat tenaga untuk mengikuti alur kerja di sini. Memang berat, dan kerjaku belum sempurna. Tapi aku berusaha kok. Namun jika sudah kuusahakan semampuku ternyata aku masih serba salah, mau diapakan lagi?

Titik puncak kekecewaanku adalah kemarin ketika penerimaan gaji. Setelah sebulan penuh perjuangan pulang telat (bahkan pulang tengah malam), libur hanya 2 kali, kemudian melihat gaji yang nggak seberapa itu rasanya langsung mempertanyakan "apakah kerjaku ini worth it?"

Tuhan, tolong tunjukkan aku jalan yang terbaik bagiku.

Comments