Menjadi FIFA Volunteer


Halo!

Akhirnya postingan ini jadi setelah tertunda berbulan-bulan wkwk.

Bulan November lalu aku cukup bersemangat karena aku menjadi volunteer FIFA U-17 World Cup 2023! Menjadi volunteer di sporting event adalah salah satu bucket list-ku dari dulu (I literally wrote that in my list). Yup, dari dulu aku punya wishlist pengin banget jadi volunteer UN, Asian Games, Olympic, ataupun World Cup.

Aku baru tahu ternyata world cup itu banyaaak banget macemnya. Mulai dari World Cup senior yang paling terkenal, kemudian ada juga Youth World Cup (U-20 dan U-17), Women's World Cup, Fustal World Cup, Beach Soccer World Cup dan banyak lagi. Itu baru yang diselenggarakan FIFA, belum lagi yang diselenggarakan federasi lain seperti Basketball World Cup, Rugby World Cup, dll.

Entah kenapa aku bersemangat sekali untuk bisa ambil bagian di kompetisi olahraga di kancah internasional ini. Yah walaupun aku nggak bisa olahraga juga sih wkwk. Waktu Asian Games 2018 lalu, aku juga sempat tertarik daftar. Aku udah bikin akun, udah isi formnya juga. Tapi tiba-tiba nyali itu ciut karena kepikiran "Emang lu berani ke Jakarta sendirian? Tinggal di mana lu nanti? Duit dari mana? Kuliah dan penelitianmu gimana?" Alhasil batal deh daftar volunteer Asian Games wkwk.

Jujur lumayan nyesel sih apalagi begitu lihat opening dan closing ceremony-nya yang luar biasa meriah itu. 

Kemudian tahun lalu Indonesia terpilih menjadi tuan rumah piala dunia U-20 2023. Tentunya kesempatan ini nggak akan kusia-siain buat daftar volunteer dong. Begitu buka pendaftaran volunteer Desember 2022 lalu, langsung deh aku apply. Namun nasib agaknya kurang beruntung, Indonesia tiba-tiba dicoret dari tuan rumah FIFA U-20 World Cup dan dipindahkan ke Argentina. Emang apesnya satu Indonesia huhu 😭

Untungnya beberapa bulan kemudian Indonesia kembali ditunjuk menjadi tuan rumah piala dunia U-17 menggantikan Peru yang mengundurkan diri. Kami yang pernah daftar jadi volunteer U-20 kemarin diundang kembali buat daftar. Nggak pikir panjang, langsung aku apply dan ikutin proses seleksinya. Alhamdulillah, aku keterima hehe.


Mungkin banyak yang bertanya-tanya: kenapa aku semangat banget jadi volunteer?

Karena ketika bekerja, kita dipertemukan karena satu alasan: uang. Sedangkan volunteer, kita melepas jauh-jauh motif uang tadi. kita dikumpulkan karena alasan lain. Passion. Kindness. Humanity.

Yup, volunteering is an act of solidarity and kindness. 

Aku pun belakangan ini menyadari, salah satu sifat yang melekat dalam diriku ialah: I love helping people. Dan juga, love language-ku adalah act of service. Mungkin itu yang menjadi alasanku bisa nyaman di kegiatan volunteering kaya gini walaupun tanpa iming-iming uang sekalipun.

Selain itu, ketika volunteering, skillku yang tidak seberapa ini bisa diapresiasi. Kita nggak butuh jadi orang hebat untuk bisa volunteer. Justru, volunteering itu yang menjadi sarana kita untuk belajar.

Dan apalagi penyelenggara piala dunia ini FIFA bro, yang notabene federasi internasional. Siapa sih yang nggak tertarik? 

* * *

Di FIFA U-17 World Cup ini (selanjutnya kita singkat FU17WC aja) aku kebagian jadi volunteer di Venue Surabaya, tepatnya di Stadion Gelora Bung Tomo bersama 200 volunteer lainnya. Pertemuan pertama kami yakni di tanggal 4 November 2023. Kami para volunteer mengikuti General Training di GBT Sport Center.

General Training serentak diadakan di keempat host city (Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya) dan dihubungkan lewat zoom meeting. Seru banget bisa ketemu fellow volunteer di sini, ketemu dengan orang yang punya passion yang sama. Hepi juga bisa melihat fellow volunteer di masing-masing host city walaupun cuma lewat zoom. Semangatnya volunteer (apalagi Surabaya) ini emang nggak ada duanya! Tiap ditanya "Ayoo volunter Surabaya mana suaranyaaa?" kita sukses jadi yang paling heboh, sampe MC di Jakarta heran "Wah ini volunteer Surabaya arek bonek semua ta?" wkwkwk.




Oh iya, peraturan branding di sini ketat banget lho. Karena FU17WC ini punya sponsor, kami sama sekali nggak boleh membawa/memperlihatkan brand apapun selain sponsor dari FU17WC ini. Jadi, baju, tas, sepatu yang logonya selain Adidas harus dilakban wkwk. Begitu pula dengan barang lain seperti botol minum, tisu, body spray, dll harus ditutup logonya karena bukan sponsor.

Untungnya, seragam lengkap disediakan. Jadi nggak perlu khawatir mikirin outfit tiap hari wkwk.

Untuk urusan akses masuk di sini juga lumayan ketat. Jadi semua orang di sini punya accreditation card yang berfungsi sebagai tanda pengenal sekaligus kartu akses kita ke stadion. Akre itu wajib dipakai selama di stadion tanpa terkecuali. Saking melekatnya itu akre, sampe wudhu dan sholat pun kadang nggak dilepas wkwk.


Selesai General Training, acara dilanjut dengan Role Spesific Training sesuai divisinya masing-masing. Di FU17WC ini, local organizing committee (LOC) ticketing adalah Mas Bintar dan Pak Pram. Kami diajak keliling muterin stadion sambil dibrief. Itu adalah pertama kalinya aku masuk ke stadion GBT dan aku excited banget!!! Yaampun, melihat hamparan luas tribun dan lapangan hijau di bawahnya, membayangkan stadion ini akan menjadi saksi perhelatan piala dunia, aduh rasanya bener-bener nggak sabar.

Pertemuan awal masih malu-malu

Oh iya, sebelumnya aku jelaskan sedikit tentang role ticketing ya. FYI, volunteer ticketing itu tugasnya bukan jadi tukang nyobekin tiket, lho (jujur aku pun berpikiran ini sebelum dibriefing wkwk). Tugas utama volunteer ticketing adalah membantu dan mengarahkan spectator supaya bisa nonton pertandingan dengan aman dan nyaman.

Divisi ticketing dibagi menjadi 4 role: Ticketing Center, Ticketing Resolution Point, Ticketing Stadium Bowl, dan Spectator Services. Tim ticketing center berjaga di di luar stadion, bertugas membantu spectator yang kebingungan terkait tiketnya. Kemudian Ticketing Resolution Point berjaga di dekat pos pengecekan tiket, bertugas membantu spectator yang bermasalah dengan tiketnya (misal tiketnya ter-scan double, tiket tidak bisa terbaca, nomor seat tidak ada, dll). Kemudian ada Ticketing Stadium Bowl yang berjaga di inner perimeter a.k.a sekitaran gate stadion. Mereka bertugas membantu mengarahkan spectator menuju gate-nya masing-masing. Nah begitu spectator sudah masuk ke dalam tribun, nanti akan ada Spectator Service yang bertugas membantu mengarahkan spectator ke tempat duduk sesuai tiketnya.

Total volunteer ticketing ada 40an orang dan merupakan divisi yang anggotanya paling banyak. Namun orang sebanyak itu nggak kelihatan banyak karena kami bener-bener tersebar di seluruh stadion.


Kemudian yang nggak kalah bikin aku excited adalah ketika pembagian seragam. Iya, salah satu motivasiku ikut volunteer ini adalah dapet seragam Adidas WKWK.


Kami dapat 9 item uniform: 1 kaos jersey, 1 polo shirt, 1 training jacket, 1 all-weather jacket, 1 celana training, 1 pack kaos kaki isi 3 pcs, 1 pasang sepatu, 1 topi, dan 1 drawstring bag. Ya Allah kapan lagi aku pake outfit Adidas ori dari ujung kaki sampe ujung kapala kalo nggak ikut acara ginian wkwk.

Aku sempat iseng ngecek harga-harganya di google dan kalau ditotal bisa lebih $500 atau tujuh juta lebih. Wow fantastis 😱

Ada delapan pertandingan yang dilaksanakan di stadion GBT ini. Walaupun terbilang sedikit, namun Surabaya kebagian menjadi tuan rumah Timnas Indonesia buat berlaga. Capek dan stressnya berkali-kali lipat wkwkw.

Hari pertama match day jadi hari yang paling kita tunggu.

Pasalnya, ini adalah laga pembuka dan kebetulan Surabaya menjadi kota berlangsungnya opening ceremony FIFA U-17 World Cup yang otomatis akan dihadiri RI 1, FIFA 1, PSSI 1, DPR 1, MPR 1, dubes, dan banyaaaak orang penting lainnya. Selain itu, Surabaya juga menjadi kandang timnas Indonesia sehingga orang-orang dari seluruh penjuru Indonesia datang untuk mendukung timnas. Everybody's excited!

Pagi hari semua divisi udah kumpul di Volunteer Center, berdoa, lalu briefing sesuai divisi masing-masing.

Mirror selfie pertamaku pakai seragam ijo gojek

Ticketing waniii


Opening Ceremony kali ini dimeriahkan Aurelie Moeremans dan Wika Salim. Fyi, FU17WC ini jadi satu-satunya piala dunia u-17 yang ada opening ceremony-nya lho guys! Sebenernya, di piala dunia u-17 sebelum-sebelumnya emang nggak pernah ada ceremony khusus untuk membuka pertandingan. Tapi karena ada lobby dari PSSI, akhirnya diperbolehkan dengan catatan cuma boleh selama 8 menit. Jadi jangan protes ya kalo opening kemarin kurang meriah. Itu udah diperjuangkan banget tuh wkwk.



Menonton Welberlieskott Jardim 🤪

Pertandingan yang menjadi highlight tentu saja pertandingan tuan rumah a.k.a Timnas Indonesia. Walaupun aku bukan penggemar sepak bola, tapi rasanya berada di stadion penuh dengan orang-orang yang semangat menyanyikan chant mendukung negaranya itu bener-bener luar biasa. Bener-bener nggak bisa dideskripsikan betapa takjub dan terharunya aku bisa ada di sana. Euforianya magical bangett!

Match day pertama selesai pukul 22.00 dan dilanjut evaluasi divisi. Hari pertama bisa dibilang jauuh dari sempurna wkwk. Banyak masalah yang nggak kami prediksi sebelumnya. Di grup volunteer rusuh. Supporter ribut. Shuttle antre. Tapi alhamdulillah masih bisa teratasi dengan cukup baik. 

Aku seneng banget dengan motivasi dari Mas Bintar, "Gapapa, kalian semua belajar di sini. Kami (LOC) pun juga masih belajar. Ini event pertama di Indonesia, ini sama-sama hal baru buat kita. Jangan takut berproses, kita sama-sama belajar."

Proud to be part of the "first time" together 💚

Beliau memberi ruang seluas-luasnya untuk kami belajar sekaligus have fun di laga FIFA ini. Aku seneng dengan cara dia merangkul kami, anak volunteer, sebagai teman, partner berproses bersama, bukan sebagai budak pekerja.

Anyway, menjadi Volunteer Ticketing Stadium Bowl itu capek tapi seruu! Memang sih kita harus berjaga di depan gate, nggak bisa langsung melihat pertandingan, tapi serunya kita bisa banyak berinteraksi dengan penonton. Walau penontonnya bulenya nggak sebanyak yang dulu kubayangkan, tapi ternyata seru juga kok menyambut penonton-penonton Indonesia. Melihat mereka semua pakai baju timnas dan atribut merah putih, aduh rasanya semangatku pun ikut membara wkwk.



Bapak dan mas steward-nya juga friendly banget! Aku jadi ada teman ngobrol selama bertugas hehe. Kalo udah pertengahan pertandingan, kita pasti ditawarin steward "Mbak, gak nonton? Naik aja mbak, ini saya jagain. Toh udah sepi juga di luar" hehehe makasih pak, mas! Ternyata aku tetep bisa nonton pertandingan langsung 😀
Persekutuan Volunteer x Steward Gate 13

Kalo tantangannya anak ticketing tentu saja nggak jauh-jauh dari penonton. Mulai dari penonton ngeyel, penonton rusuh, penonton nggak mau duduk di seatnya, dan banyak lagi.

Di Stadion GBT, tribun utara dan selatan jadi "markasnya" para Ultras Garuda a.k.a supporter garis keras Timnas Indonesia. Dan kebetulan gate-ku menjadi salah satu pintu masuknya mereka.

Waktu itu, sempat terjadi debat panas antara Ultras dan steward. Para Ultras ngamuk karena mereka mau memaksa masuk lewat gate 15, padahal di tiket mereka bukan lewat gate tersebut. Keluar sudah semua hewan, kata maki-makian, dan kata kasar khas Suroboyo lainnya. Beberapa anggota juga udah hampir baku hantam dengan steward tapi untung ditahan temannya yang lain. Semua penonton yang lewat di situ sampe berhenti hening untuk menonton kerusuhan ini. Aku mundur alon-alon karena nggak berani. Aslii serem wkwkwkw. Biar steward lah yang ngurus 😅

Itu adalah salah satu pengalaman yang lumayan bikin dag-dig-dug wkwk. Yuk bisaa yuk supporter Indonesia berbenah.



Nyatanya Nyegerin

* * *

Sekarang mari kita bahas tentang volunteer centre. Jadi volunteer centre itu merupakan ruangan tempat para volunteer berkumpul, istirahat, main, makan, diskusi, pokoknya pusat kegiatannya para volunteer lah.

Fasilitas di volunteer centre itu lengkap dan suasananya asik banget! Kami disediakan showcase soft drink yang boleh ambil sepuasnya, stok jajanan ringan, pantry buat bikin kopi, teh, atau popmie; lalu disediakan meja pingpong dan foosball buat main bareng temen, dan disediain PS juga buat main FIFA!! Kalo malem, TV-nya dipake buat nonton live pertandingan piala dunia wkwk. Kami disediain loker juga buat menaruh barang. Nggak lupa, disediain sofa dan meja kursi nyaman buat beristirahat sambil ngobrol. Ruangan pun dihias dengan pernak-pernik khas FIFA World Cup, lengkap dengan hiasan bendera 24 negara yang bertanding yang bikin ruangan makin semarak.

Tiap pagi sebelum mulai shift, aku nggak pernah absen main PS bareng anak-anak wkwkw.

It feels like home! 



Distok body spray biar kerja ga bau matahari wkwk


Ikut main walaupun pencetnya bulat terus

Kalo malem dipake nobar timnas


Selama bertugas, kami disediakan makan siang dan makan malam prasmanan. Di FIFA itu ada peraturan kalo makanan volunteer nggak boleh dibedakan dengan makanan untuk FIFA. Jadi nggak heran kalo makanannya enak enaak. Pisangnya aja cavendish merk Sunpride wkwk.

Kompilasi makan siangku

Semua makanannya enak tapi ini kunobatkan makanan paling enak. Gulai daging coy 😭👍

Selain bertugas di divisi masing-masing, ada lagi hal yang bisa kita lakuin yakni ikut pre-match ceremony. Ikut serta dalam pre-match ceremony adalah salah satu kegiatan yang banyak diburu para volunteer, karena bisa masuk ke lapangan (bisa masuk TV juga, lol) dan menjadi pembuka laga yang akan berlangsung. Tentu jadi kebanggaan sendiri kan kalo bisa masuk lapangan, berdiri di dekat pemain-pemain timnas dari negara yang bertanding.

Tapi buat ikut PMC, daftarnya ngalah-ngalahin war tiket Taylor Swift, alias berebut banget! Aku juga sempat beberapa kali gagal war, namun akhirnya aku dapat slot PMC di match terakhir. Alhamdulillah 🥹

Kami para volunteer kebagian buat membawa center circle banner, sedangkan bendera FIFA dan bendera-bendera negara dibawa oleh anak-anak dari Youth Programme.

Sebelum match, kami wajib rehearsal dulu. Dari dulu kukira benderanya kecil (karena lihatnya jauh dari tribun), ternyata begitu pegang langsung anjir lah ini guede bangett sampai butuh 24 orang buat membentang benderanya.

Kami latihan membentang dan menggulung bendera secepat mungkin. Sempat kami latihan ketika cuaca sedang berangin kencang, itu bendera malah ngembang mirip balon udara dan kami semua terseret hampir ikut terangkat wkwkw.

Aku ikut PMC di dua pertandingan, yakni di babak 16 besar Mali VS Mexico dan Morocco VS Iran.



Rasanya bisa ikut dalam pre-match ceremony itu super bangga! Semua pandangan tertuju pada kami ketika kami mulai masuk lapangan. Begitu bendera raksasa itu berhasil dibentangkan, suara riuh tepuk tangan penonton itu rasanya bener-bener bikin hepi. 

Kami tetep stay di lapangan sambil mendengarkan national anthem masing-masing negara dengan khidmat. Walaupun waktu itu bukan lagu Indonesia Raya yang berkumandang, tapi tetep merinding sih denger lagu kebangsaan mereka 🥹

Begitu kedua national anthem selesai diputar, kita harus buru-buru menggulung benderanya dan cabut dari lapangan. Mas Mando selaku leader PMC bolak-balik teriak "Faster, faster!". Leganya bukan main ketika udah keluar lapangan dan disambut oleh Mas Reza selaku LOC Match Operation "Good job guys!!"

Lebih dramatis lagi match di tanggal 16 November. Waktu itu hujan deras dan angin kencang. Tim PMC rela hujan-hujanan. Luar biasaa perjuangan mereka, salut!

Overall, PMC ini pengalaman yang nggak bakal terlupakan sih! 

Proud of myself!


Kapan lagi aku masuk website dan twitter FIFA 🥹

Kukira volunteer ini haha hehe doang, ternyata ketika selesai aku tetep nangis sedih. Pertemuan kami memang nggak nyampe sebulan, tapi bonding yang dibentuk rasanya kuat dan cepet banget. 

Entah kenapa vibes volunteering ini begitu nyaman dan suportif, sampai sampai bikin aku yang seorang introvert akut ini tiba-tiba bisa enjoy banget ngobrol sama orang baru. Aku bisa semudah itu join sama siapapun, menyapa pak steward, gabung makan bareng orang baru, tiba-tiba main PS bareng.

Sampe aku sendiri pun kaget "Anjir kok outgoing banget guweh wkwk"

Karena menurutku pertemanan ini tanpa pressure dan tanpa kepentingan apapun. Kami murni mau berteman tanpa peduli latar belakang ras, usia, dan jabatan apapun. Ketika sudah di sini ya kami ini sama-sama volunteer, nggak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Di penghujung kegiatan volunteering ada acara penutupan a.k.a Thank You Party, yang diadakan satu hari setelah match terakhir. Thank You Party adalah pesta perpisahan volunteer. Di situ kami foto sampe puasss karena sebelum-sebelumnya nggak dibolehin foto dan rekam wkwk.


Dapet Motivasi dari Pak Erick






Priceless Gift 

Wristband VIP hasil malakin anak guest operation wkwk




Semua orang datang ke sini dengan motivasi berbeda. Ada yang suka banget olahraga, ada yang suka berpartisipasi di event internasional, ada yang hobi banget volunteering.

Aku kagum banget ketika mendengar mereka sebelumnya juga merupakan volunteer Asian Games, Sea Games, ASEAN Paragames, MotoGP, PON, PORDA, KTT ASEAN, G20, dan event bergengsi lainnya. Ada lagi orang yang english-nya was-wes-wos karena pernah tinggal di luar negeri. Suka banget kalo mereka sharing-sharing pengalaman mereka. Alhamdulillah aku dikumpulkan dengan orang-orang hebat nan humble.

Kalo kalian ada yang pernah mencari tahu program volunteer FIFA, mungkin kalian akan terbesit untuk bergabung karena menurutku FIFA Volunteer itu lumayan bergengsi.

FIFA seserius itu dengan program volunteer mereka. Aku kutip dari blognya Kak Mita (teronggemuk.com), ada banyak aturan yang menjamin kesejahteraan volunteers, salah satunya no labour job. Jadi volunteer itu tugasnya mendukung, nggak boleh dikasih kerjaan berat yang sama dengan staf berbayar, apalagi disuruh angkat-angkat. Kemudian makanan yang disajikan harus sama dengan FIFA. Harus ada asuransi, dan nggak boleh ada volunteer yang kelihatan bosan waktu bertugas.

Jadi volunteer itu ibarat jadi anak bontot. Karena nggak terikat uang, salah satu cara untuk mengikatnya adalah dengan memberikan kenyamanan, ilmu, dan experience. 

Dan aku mendapatkan semuanya di sini 🥰

Aku kutip dari webnya FIFA: Volunteer itu hati dan jiwanya sebuah turnamen. Hal yang kita lakukan mungkin sederhana, tapi dampaknya luar biasa besar untuk kesuksesan, atmosfer, dan legacy dari turnamen tersebut.

Nggak bisa dipungkiri, ikut kegiatan volunteer ini juga merupakan sebuah privilege. Untuk bisa melepaskan kesibukan hariannya, atau sekedar cuti dari kerjaannya, kemudian rela "menghabiskan uang" untuk jauh-jauh datang ke host city, nggak semua orang mau dan punya waktu untuk itu.

Aku bersyukur dengan kondisiku saat ini masih diberi kesempatan untuk ikut kegiatan FIFA Volunteer ini.

Kalau ditanya paling enak ambil divisi apa, menurutku kembali lagi dengan motivasi kalian sih. Semua divisi punya sisi menariknya masing-masing. Kalau kalian pengin banyak berinteraksi dengan penonton, kalian bisa ambil Ticketing. Kalau suka banget bola dan pengin bisa ngulik seputar pertandingan, bisa ambil Competition Management atau Team and Referee Services. Kalo pengin kerja di dalam lapangan, bisa ambil Media Operations. Kalo pengin ketemu dan ngurusin orang-orang penting, kalian bisa ambil Guest Operations. Kalo pengin deket dengan pemain dan bisa nemenin mereka latihan, bisa ambil Training Site. Kalo pengin ketemu pemain di airport atau hotel, bisa pilih Transport Operations.

Dan banyak lagi divisi lainnya yang nggak bisa aku sebutin satu persatu. Intinya, semua punya cerita dan keseruannya masing-masing!

Tapi jangan lupa sesuaikan kemampuan kalian dengan role yang kalian pilih ya! Karena setiap role punya syaratnya masing-masing.

Untuk video after movie FIFA Volunteer kali ini bisa kalian cek di sini:

* * *


Well, another wishlist checked ✅  

Menjadi bagian dalam FIFA Volunteer adalah salah satu bucketlist dalam hidupku. Dan menurutku, inilah momentumnya. What an experience of a lifetime!!

Semoga ini nggak hanya jadi once-in-a-lifetime experience tapi juga menjadi first-in-a-lifetime yang suatu saat bisa jadi volunteer world cup atau Olympics. 

Terlepas itu akan menjadi jalan karirku atau nggak, tapi aku mendapat hal-hal lain yang nggak kalah berharga. Aku mendapat relasi, aku mendapatkan pengalaman yang akan terus kukenang sampai tua nanti.

Aku kutip dari kalimat Kak Sasa, sobat kost kendungku:
"Kalo hidup ini nggak butuh uang, aku mau volunteer seumur hidup"

I definitely agree with her.

Terima kasih FIFA! Terima kasih Surabaya! Ini akan selalu menjadi cerita yang akan kuingat selamanya 🤍

Comments