Java and Its Endless Story

Halo! 


Minggu lalu, aku baru saja liburan ke Jawa bareng teman-teman. Setelah hampir dua tahun akhirnya aku menginjakkan kaki kembali di Pulau Jawa 🤪 

Kali ini aku nggak sendiri, tapi ditemani Tamimi dan Dinda. Buatku, liburan bareng sobi adalah salah satu wishlist yang harus dicoba seenggaknya sekali seumur hidup (kalo lebih gapapa juga, nggak nolak hehe). Because yassh, travelling with bestfriend somehow really brings your friendship into a whole new level.

Awalnya aku kira ide ini cuma wacana, karena lama-lama jadwalnya makin mundur dan nggak jelas. Dari yang janjian "akhir juli gas yuk", lalu mundur "agustus aja gimana?" Lalu hampir mundur lagi ke September wkwk. Untung ada Dinda, yang dengan sigap membuat planning. "Ayoo buruan atur jadwalnya" 

Dan yap, jadilah Agustus tanggal 12. 

Surabaya here we come!

Aku dan Tamimi berangkat dari Bontang tanggal 11 agustus malam. Di Surabaya, kami baru ketemu Dinda. 

Dan hari pertama di Surabaya, aku tepar. Wkwk gak heran kalo kata hana. Sedih banget, kandas sudah cita-cita mau keliling Surabaya cobain ini itu. Boro-boro keliling kota, mau berdiri saja susah wkwk. Akhirnya cuma Tamimi dan Bella aja yang sempet jalan-jalan. Aku di kos aja sambil agak mikir "ini gimana caranya nanti aku ke Bromo tapi badan nggak mau kompromi 🤧" 

Malam hari, demam nggak kunjung turun. But the show must go on! Berbekal obat-obatan dan jajan seadanya, tengah malam kita berangkat ke Bromo. 

Di trip Bromo ini aku mengajak Safira. Mumpung lagi di jawa, rasanya nggak afdol kalo nggak ketemu si tinggi satu ini wkwkw. Alhamdulillah dia sangat ayo-able diajakin kemana-mana. Thank youu sapi! 🥰 

Perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam dari Surabaya menuju lereng kaki Bromo. Kemudian, dari sana kita ganti mobil Jeep dan melanjutkan perjalanan sekitar 30 menit untuk sampai di penanjakan buat melihat sunrise



Ini adalah pengalaman ketigaku ke Bromo. Sedihnya, cuaca di sana sedang berkabut jadi pemandangan Bromo kurang kelihatan. Tapi karena kita pake paket tour, foto-foto di sana tetep aja cakep banget! Wkwk terima kasih mik sudah mencarikan paket tour mantap 😭👌 

Bromo emang menawarkan daya tarik yang unik.
Tiga kali aku ke sana, spot yang aku kunjungi juga selalu berbeda. Cuaca Bromo yang berkabut juga rasanya malah menambah eksotis suasana di sana. 

Watch out, photos incoming! 










Pulang dari bromo, kita lanjut buru-buru packing dan berangkat ke Jogja. Di sana kita bakal ditemani oleh Tika. Jam 12 malam kita sampai Jogja, kita langsung berburu makan malam sambil rapat agenda besok wkwkw. 

Tujuan hari pertama di Jogja: Gunung Kidul! 

Kali ini kami ditemani juga sama Alita. Di Gunung Kidul rencananya kami ngunjungin Puncak Segoro dan Heha Ocean View yang letaknya berdekatan. Perjalanannya ternyata jauhh dan lumayan berkelok. Jadi Puncak Segoro dan Heha Ocean View itu merupakan tebing pinggir laut. Pemandangannya emang cakep banget sih, apalagi kita lihat dari ketinggian. Walaupun nggak nyentuh air laut, tapi denger suara ombak pantai selatan itu rasanya sangat menenangkan hihi. 




Di Heha Ocean View kebanyakan isinya spot foto berbayar. Aku cukup menghabiskan waktu berteduh sambil menikmati pemandangan aja wkwk. 


Hari mulai sore dan hujan deras, kita balik ke kota. Kita makan malam di Raminten, kemudian lanjut nongkrong di Alun-alun Kidul. Itu pun nongkrongnya bentar doang karena tiba-tiba gerimis juga 😂 

Turis

Hari berikutnya, kita berangkat lebih pagi lagi. Berbekal motor Tika dan motor pinjaman Alita, jam 5 pagi kita sudah motoran menuju kebun buah dan hutan pinus Mangunan. Walaupun nggak keburu ngejar sunrise dan ternyata kabut tebal, but i'm excited! 

Sembari menunggu Dinda ritual pagi





Cosplay jadi daun wkwk

"Jauh jauh ke jawa, banyak wishlist kuliner yang mau dikunjungi, tapi tetep ujung-ujungnya makan indomie" kata Dinda. Wkwkwkw mon maap ini perut keroncongan 🤣

Kemudian kami mampir ke Mou Gelato, makan siang di Gudeng Sagan, lanjut ngeskrim lagi di Tempo Gelato. 

Mou Gelato

Gudeg Sagan

Tempo Gelato

Perut kenyang, malamnya kita lanjut ke Artjog. Artjog jadi salah satu wishlistku di sana, walaupun aku nggak ngerti-ngerti amat dengan seni wkwk. Mengunjungi Artjog jadi pengalaman unik tersendiri buatku. 


Tahun ini Artjog mengusung tema "Expanding Awareness". Tema yang diambil menurutku dapet banget sih. Mataku seolah ditampar dengan kenyataan. Aku berasa bisa menangkap kegelisahan para seniman dari karya-karya epic mereka. Tapi memang, seni dan kreativitas memang biasanya datang dari sebuah keresahan ya. Wkwk sok ngerti banget sih pet. 

Ada satu karya seni sekaligus wahana interaktif yang menurutku keren banget: Catatan Pinggir Jurang karya @angki_pu dan @alexabbad. Iya, itu salah satu karya seni yang paling berkesan karena ada perosotannyaa wkwkwk 😆 

Copyright by @artjog.id

Jadi Catatan Pinggir Jurang merupakan sebuah instalasi seni berupa ruangan yang dibuat sedemikian rupa sehingga penuh dengan bantal-bantal, dan di tengahnya terdapat perosotan tinggi. 

Sambil mendaki perlahan di pinggir ruangan, kita disuguhkan suasana "jurang" serta pemandangan teman-teman lain yang duluan meluncur dari ketinggian. Sampai akhirnya giliran kita tiba di puncak, kita akan dihadapkan dengan dua pilihan: Reborn, ada sensasi tersendiri dengan meluncur ke bawah, atau Release, melepaskan semuanya lalu turun lewat tangga putar. 

Waktu naik aku excited bangeett. Tapi begitu sampai di atas aku sempat berteriak dalam hati "anjay ternyata serem juga" wkwkwk. Alhamdulillah berhasil meluncur walau sempat bingung, kalo meluncur perlu teriak nggak ya? 

Dari kita berempat yang masuk, akhirnya cuma aku dan Dinda yang berhasil mencoba. What an experience! 

Jujur sewaktu di sana aku sama sekali nggak ngerti maknanya, yang kutau mah main perosotan aja wkwk 🤪 Baru deh pas di rumah baca-baca lagi dan baru ngeh "ooalah maksudnya ternyata begini, ternyata begitu" 



#SejauhManaKamuPeduli ?






Dan buanyaaakk lagi karya seni yang keren-keren dan meaningful. Semoga masih diberi kesempatan buat dateng ke Artjog tahun depan! 

Teteup, ini karya seni paling mantap wkwk

Hari Selasa, kami ke Kaliurang mampir ke Kopi Klotok dan Bhumi merapi. Kemudian lanjut nongki sebentar di Praja sambil nemenin Dinda WFA, sorenya kami ke Prambanan dan Tebing Breksi buat lihat sunset (yah walaupun mendung juga wkwk). 




Eitss, belum selesai bestie. Habis itu kita lanjut makan di geprek otentik a.k.a Bu Rum, berburu cheesecake sambil nongkrong cantik, terakhir mampir ke kilometer nol. Asli ini jadwalnya padet bangett. Di rundown terakhir aku sampai skip duls karena energi sosialku mulai habis WKWK. Ternyata 24/7 menghabiskan waktu bersama itu capek juga ya. 

Hari terakhir di Jogja, jadwal sudah mulai agak longgar. Sebagian tempat sudah kami datangi, jadi hari ini tinggal cari oleh-oleh dan mendatangi wishlist kuliner Dinda yang belum didatangi. Kami ke Yamie Panda, ke Mou lagi (tapi belum buka lol), jalan-jalan di Malioboro, ke toko Bakpia, dan makan sore di Ayam Geprek Mas Kobis. 



Huhu rasanya sore itu agak mellow mengingat itu hari terakhir kita di Jogja dan harus berpisah dengan Tika. After all these happiness and laughters, rasanya nggak tega mau meninggalkan Jogja dan seisinya :(( 

(Sedih juga membayangkan cuti kita sudah mau selesai 🤣 ) 



Hari Kamis, Dinda sudah kembali bekerja walaupun lagi tumbang juga. Aku dan Tamimi jalan-jalan ke TP sampe capek. Lalu sorenya kami naik Suroboyo Bus! Hehe, happy! Busnya nyaman banget, pembayarannya juga gampang. Andai rute dan haltenya dibanyakin, kemudian petunjuk arahnya dimudahin, pasti bakal jadi transportasi primadona seperti di negara-negara maju.


Kemudian kami kembali ke TP buat ketemu dengan Ani dan Bella.


Jumat dini hari, kita udah bersiap ke bandara untuk pulang. Rasanya campur aduk. Seneng, sedih, kangen, terharu. Berat juga meninggalkan Surabaya dan Dinda yang waktu itu lagi sakit. 

Daan akhirnya Jumat siang kami kembali ke tanah Borneo. Thanks for this epic 7-days journey guys!!! :')

Here's a quick recap of our trip yesterday:


* * *

An extra gratitude for the people behind this trip: 

Terima kasih tak terhingga buat Tika, sponsor utama perjalanan kami selama di Jogja. Tika bener-bener nemenin dan nyediain semuanya, mulai dari bikinin rundown kegiatan, nyediain tempat tinggal, sampai nemenin dan nyariin motor buat ke Mangunan. Bahkan Tika rela lho datengin Artjog yang tiket masuknya nggak murah sampe tiga kali buat nemenin kita. Jadi guide Artjog udah bisa kayaknya, Tik, saking udah hapal sama karya di sana wkwk. 

Pokoknya debest lah Tika, semoga kebaikan dan ketulusan hatimu dibalas berkali-kali lipat oleh Allah swt 😭🤲 

Terima kasih juga Sapi, sobat paling ayo-able sejagat raya. Ngajakin sapi tuh sesingkat "saf mingdep ke bromo bisa nggak?" "Bisa, yuk". Soo happyyy akhirnya bisa ketemu lagi walaupun bukan di Jember. Semoga tali silaturahmi bisa selalu terjalin sampai tua nanti ya! Dan semoga trip berikutnya bisa beneran mampir ke Jember, karena zuzur aku kangen juga sama Jembrina dan seisinya wkwk. 

Thank you sapii! 🤍

Terima kasih juga buat Alita, Bella, Ani, dan sobat-sobat lain yang udah meramaikan liburan kami di Jawa. Nggak ada kalian nggak rame :') 

Lagi-lagi aku pidato kayak abis menang Grammy. Maap kebiasaan wkwk. 

Gratitude terakhir, tentunya untuk dua pemeran utama di liburan kali ini: Farida dan Dinda.

My puzzle pieces 🧩

Terima kasih mik, din, sudah menjadikan liburan ini jadi kenyataan!

Berteman sama mereka tuh kadang suka minder. Haduh kalo kalian tau ges, mereka itu baik bangettt, alim, humble, cakep, dermawan, pokoknya sosok ideal yang didamba-dambakan semua orang (aku gak peres, ini betulan wkwk). Mereka selalu bisa membuat semua orang di lingkungannya nyaman. 

Dengan segudang kelebihan mereka itu, mereka kok masih mau ya temenan dengan aku yang nggak punya kontribusi apa-apa di sirkel pertemanan ini. 





Aku bersyukur sekali bisa liburan bareng mereka yang nggak pernah drama. Nggak pernah marah. Nggak pernah annoying. Justru, yang paling beban dan gampang cranky adalah aku sendiri. 

Dramanya bisa dibilang nggak ada, hanya saja tiap hari bingung "kemana nih abis ini???" Saking banyaknya wishlist yang belum kesampean 🤣 

Kami bertiga punya visi liburan yang sangat berbeda. Tamimi, karena ini adalah pertama kalinya dia ke jogja, dia excited banget untuk mengunjungi semua ikon dan tempat-tempat hits di Jogja. Dinda, semangat buat kulineran sambil nostalgia makanan-makanan jaman kuliah dulu. Sedangkan aku, tujuanku liburan cuma pengin menghabiskan waktu bareng teman-teman. Nggak perlu muluk-muluk, nongkrong di kafe seharian pun aku rela wkwk. 

Walaupun visi liburan kami berbeda, tapi nyatanya kita bisa saling mengimbangi. Dah lah, makin sayang pokoknya. 


Kompilasi Dinda dan eskrimnya

(Fun story: waktu itu kita lagi di Bromo, aku sama Safira ngobrol "dingin-dingin gini kok ada ya yang jualan es krim? Ada aja kah yang beli?" Lalu nggak lama Dinda muncul dari ujung jalan sambil bawa es krim dengan wajah sumringah. Ealah, ternyata temenku dewe sing tumbas wkwkwk. Lapo seh dingin-dingin makan eskrim din 😭🤣)

Liburan jarak jauh kaya gini bakal selalu jadi momen yang nggak terlupakan. Karena sekarang aku belum kaya-kaya banget, I put all my effort to make this happen. Kami mengusahakan seluruh daya upaya kami buat merealisasikan liburan ini. 

Semoga besok kita bisa liburan bareng lagi ya! Umroh bareng juga boleh. Semoga kalian nggak kapok jalan sama aku lagi hehehe.

Sudah hari Senin, saatnya kembali ke realita. Have a nice day, peeps! 😁

Comments

Post a Comment

Apa pendapat kamu? Yuk sharing! :)