This too, Shall Pass

Halo!

Hari ini aku mau melaporkan keadaan akibat corona. FYI, aku bukan ahli kesehatan yang bisa memaparkan tren data dan menjelaskan penanganan covid-19, aku juga bukan orang yang pintar mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah, dan aku juga bukan influencer yang mau mengajak kalian rajin cuci tangan, #dirumahaja, dll. So tulisan ini nggak akan berdampak apa-apa buat kalian.

Aku menulis ini sebagai pesan untuk "aku" di masa depan, supaya aku bisa ingat kalo aku pernah ngelewatin masa genting kaya gini, dan supaya bisa terekam jelas gimana paniknya kondisi saat ini. Selain itu, aku nulis tentu saja biar nggak gabut di tengah karantina ini wkwk.

So, this is Live Report, March 2020 ed. Let me show you current situation in the world.

Sumber: WHO (per 24 Maret 2020)
Sumber: covid19.go.id (per 24 Maret 2020)

Sumber: covid19.kemkes.go.id (per 24 Maret 2020)

Sumber: infocovid19.jatimprov.go.id (per 24 Maret 2020)

23 Maret 2020, kasus positif Corona pertama di Bontang (Sumber: kaltim.tribunnews.com)

24 Maret 2020, Indonesia mengalami peningkatan pasien positif covid-19 tertinggi dibandingkan hari-hari sebelumnya. Entah peningkatan ini akan semakin tinggi di hari berikutnya, kita nggak tau.

Beberapa kota di Tiongkok udah lockdown sejak Januari, sekarang disusul Italia, Spanyol, Perancis, Malaysia, India, dan banyak kota/negara lainnya.

Bontang mulai sepiii karena semua orang karantina di dalam rumah. Hampir semua pekerja diberlakukan WFH. Masjid-masjid meniadakan sholat Jamaah dan Sholat Jumat. Pedagang meliburkan diri. Di Jember, ada beberapa tempat juga yang ditutup sementara. Walaupun kebanyakan orang masih beraktivitas seperti biasa, tapi banyak juga yang mulai paham dan memilih #dirumahaja.

Panik? Jelas semua orang panik. But this too, shall pass.

Ada beberapa hal yang bisa diambil dari pandemi ini.

Yang pertama, semua orang menjadi lebih sadar akan kebersihan dan kesehatan. Yap, it's still a good news, tho. Semua orang jadi lebih paham pentingnya menjaga kebersihan, menjadi lebih rajin cuci tangan, mencoba pola hidup teratur, dan mulai mengerti etika batuk dan bersin yang mungkin selama ini dianggap sepele. Semoga kebiasaan ini bisa terus dilakukan bahkan ketika pandemi Corona sudah berakhir.

Yang kedua, kita jadi bersatu atas nama kemanusiaan.

Di kondisi genting ini, banyak hal-hal positif yang mulai terlihat di antara kita. Yang selama ini semua terlihat tak acuh dengan keadaan, ternyata bisa kok saling membantu di saat susah kaya gini. Sumpah terharu banget melihat semua orang gotong royong untuk melawan Corona. Semua membantu dalam konteks kemanusiaan, bukan dalam konteks ras, bangsa, atau politik (walaupun aku tau pasti sebenarnya ada).

Semua orang dengan tulus membantu dengan caranya masing-masing.

Dokter dan tim medis berperang di garda terdepan.
Petugas sosial membantu distribusi APD dan peralatan untuk yang membutuhkan.
Pemerintah membuat regulasi untuk melewati masa krisis ini.
Polisi dan tentara membantu mengamankan keadaan.
Ojol dan petugas lain membantu dengan tugasnya masing-masing.
Dan kita yang di rumah membantu dengan #dirumahaja dan nggak mempercepat penyebaran virus.

Masa-masa kaya gini adalah masa yang penting untuk saling menguatkan dan saling menjaga komunikasi. Self quarantine itu nggak gampang. Kita yang biasanya tiap hari sibuk bekerja di luar dengan mobilitas tinggi, kali ini harus menetap di rumah selama 2 minggu (atau lebih) mengisolasi diri. Yang biasanya sering nongki dan aktif bersosialisasi, kali ini harus "terjebak" di rumah nggak boleh sering-sering berkumpul.

For the extroverts, I know it sounds crazy. Bahkan untuk introvert yang suka menyendiri (aku salah satunya), social distancing ini cukup membuat gila wkwk. Karena bagaimanapun, kita semua adalah manusia sosial yang butuh bersosialisasi, bertemu manusia secara fisik, dan butuh pelukan hangat dari orang-orang tersayang. ea.

Tapi yaudah disyukuri aja kita masih bisa hidup dengan nikmat dan sehat di dalam rumah. Percayalah, this too, shall pass. Setelah semua ini berakhir, silakan berkumpul sepuasnya merayakan kebersamaan. Tapi sekarang, kita sabar dulu.

Terus apa yang bisa kita lakuin di rumah?

Pertama-tama aku mau bilang: nikmatilah masa-masa di mana kita bisa bekerja sambil rebahan. Yang biasanya ngeluh capek kerja mulu, capek kuliah, gak mau panas-panasan, nih dikasih WFH dan kuliah online. Kurang nikmat apa lagi?

Kita juga bisa mengisi waktu kosong di rumah dengan melakukan hal lain yang nggak bisa kita lakuin sebelumnya. Mengasah hobi mungkin. Namatin drama atau serial Netflix juga boleh. Maraton film sampe mata kamu juling juga gapapa. Kegiatan favoritku sih tidur siang HAHA. Dan jangan lupa, selalu sempatkan untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga via chat atau vidcall.

Oh iya. Kalau kamu orang yang cukup mampu, yang masih bisa makan walaupun nggak keluar rumah selama beberapa hari, mungkin kamu juga cukup mampu untuk berdonasi sedikit untuk saudara-saudara kita di luar sana yang tengah berperang melawan pandemi ini.

kitabisa.com membuka galang dana #BersamaMelawanCorona. Ada banyak campaign di sana, kalian bisa pilih donasi kalian mau dialokasikan ke mana. Salah satunya pemberian bantuan APD untuk tenaga medis, kebutuhan harian untuk masyarakat ekonomi terdampak, penyemprotan desinfektan di tempat umum, dan banyak lagi. Kalian bisa cek link di bawah ini:

https://galangdana.kitabisa.com/partners/bersamalawancorona

Nggak harus banyak. Yang penting, niatkan untuk membantu sesama. Well, memang nggak banyak yang bisa kita lakuin di tengah pandemi ini. Semoga sedikit donasi dari kita bisa membantu.

Aku kutip dari kitabisa.com, Indonesia nggak pernah kekurangan orang baik kok. Sehat selalu, Indonesiaku :')

Sehat-sehat juga ya, kalian.


Comments