Keliling Dunia Bukan Lagi Hal yang Mustahil
Lumayan.Itung-itung nambah postingan.
Pengarang
: Trinity
Penerbit : B-First
Tahun
Terbit : 2011
Tebal : x + 326 halaman
Jenis
Buku : Nonfiksi
Setelah sukses di “The Naked
Traveler” seri pertama dan kedua, kali ini Trinity meluncurkan buku seri
ketiga. Buku "The Naked Traveler" ini bercerita tentang pengalamannya keliling dunia. Ia telah pergi
ke semua provinsi Indonesia dan banyak negara di dunia sebagai backpacker atau pelancong yang serba
murah.
Di buku itu ia juga menceritakan
pengalamannya mendatangi acara pernikahan di Filipina, bergaul dengan orang
Aborigin, bermain ski di Korea, homestay
di Amerika Serikat ketika ia berumur 16 tahun, dan masih banyak lagi. Semua itu
dikemas dalam sebelas bab. Senang, sedih, lucu, semua mewarnai tiap perjalanan
Trinity dalam buku ini.
Ia liburan bukan hanya melihat
pemandangan yang terkenal saja, tapi juga melihat bagaimana tradisinya,
bandaranya, orangnya, rumahnya, restorannya, channel TV-nya, dan lainnya. Dia melihat sesuatu dari sisi yang
berbeda, dan itu yang membuat bukunya menarik.
Yang ditulis di sini pun tidak
hanya sisi positifnya saja. Sisi negatif juga ia ceritakan jika memang ada
kekurangannya. Nah, ini sebabnya kenapa Trinity dipanggil the naked traveler atau "pelancong telanjang". Disebut
begitu karena tulisan-tulisan yang dia buat terkesan frontal dan tidak
ditutup-tutupi. Semua ditulis apa adanya. Nyatanya, semua tempat memang belum
tentu bagus, bukan?
Tulisan Trinity juga cenderung
lebih santai. Ia memakai gaya bahasa sehari-hari dan kadang diselingi candaan,
sehingga kita nyaman membacanya.
Dikutip dari cerita yang berjudul “Cowok
Korea Unyu-unyu?” yang berbunyi: Setiap hari jalan di Seoul dan Incheon, mata
saya berburu cowok-cowok muda Korea mulai dari di jalanan sampai tempat gaul.
Kesimpulannya: nggak ada, tuh, yang mukanya kayak di serial drama korea!
Rata-rata muka mereka kayak kotak amal alias kotak-kotak dengan rahang tegas.
Bodinya juga nggak semua lean atau muscular, tapi banyak juga yang segede gaban. (hal. 51)
Dari kutipan tersebut terlihat
jelas gaya bahasa Trinity yang apa adanya. Bahkan ia juga mematahkan anggapan
bahwa cowok korea itu ganteng-ganteng seperti di serial drama.
Buku ini tidak hanya menambah
wawasan kita tentang dunia, tapi juga membuat kita iri dan ingin buru-buru menabung
untuk pergi ke tempat impian.
Sayang sekali, dalam bukunya tidak
banyak terdapat foto-foto selama ia berpergian. Padahal, kita sebagai pembaca
juga butuh ilustrasi untuk bahan pertimbangan tempat tersebut bagus atau tidak.
Dari segi fisik, menurut saya
cover buku ini terlalu sederhana. Dan juga kertas yang digunakan warnanya kusam
dan agak tipis, padahal di seri sebelumnya kertas yang dipakai adalah kertas
yang lebih bagus, putih dan lebih tebal.
Melalui
buku ini, kita diajak untuk berani keluar dari zona nyaman untuk melihat dunia.
Kita diajarkan untuk menghilangkan rasa takut, karena menurutnya, worrying gets you nowhere. Takut
melakukan hal-hal baru menyebabkan kita tidak berkembang dan tidak bisa melihat
dunia. Dari buku ini ia membuktikan bahwa mimpi keliling dunia bukan lagi hal
yang mustahil, asal kita mempunyai usaha dan keberanian untuk mencapai mimpi
tersebut.
Untuk yang punya mimpi keliling
dunia, kalian harus baca buku ini karena sangat menginspirasi. Yang tidak
berminat keliling dunia, juga tidak ada salahnya membaca buku ini untuk
menambah wawasan.
Fetty
Ghaessani
XIA1
Fyi aja waktu itu judul resensinya bukan itu, tapi "Si Pelancong Telanjang yang Menginspirasi". Alhasil waktu gue presentasi ini gue dikerengin sama gurunya gara-gara judulnya yang vulgar.__. wkwk.
curhat kah fet? -_-
ReplyDeletemau pinjem nah fett
iyaa kenapa ini loh blogku sal...
Deletesini ambill