Flying Free

(credit by:  http://captaingino.com/japan/ )  “Pah, aku boleh ke Jepang?” “Ngapain? Tiket kesana itu mahal, belum lagi biaya hotel dan transportasi di sananya. Kamu juga gak bisa bahasa Jepang. Bla… bla… bla…” :’( … Aku pun mundur perlahan-lahan. Itu adalah kejadian tahun 2010 lalu, waktu papa pertama kali diminta untuk training di Jepang. Aku yang masih masih SMP itu sangat excited bahkan memaksa ikut (lah kok malah aku yang semangat ya?). Tapi jelas niatku itu ditolak mentah-mentah sama si bapak. Ya iyalah, ngapain juga bocah seumur jagung gini ikutan berkelana ke negara nan jauh di sana?

"Fet, ayok bikin project backpacking 2018. Kemana kita?" Obrolan di koperasi siang itu adalah awal dari ide besar yang kita rencanakan. Rini, tetangga yang baru dua minggu yang lalu ke KL ini ngajakin traveling lagi. Gils impressed banget lah sama dia. Entah kenapa tiap ketemu anak ini pasti muncul ide-ide "gila" yang seru untuk dibahas. Dari situ kita mulai merundingkan negara mana yang bakal menjadi sasaran empuk untuk dikunjungi. Yup, it always exciting to plan our trip :)) Dari obrolan singkat itu aku jadi teringat suatu ide dari beberapa travel blogger di internet. Aku emang sering baca-baca travel blog dan selalu kagum sama mereka. Gimana bisa mereka menggabungkan menulis dan traveling (which are their hobbies, and my hobbies too!!) dan kemudian mendapat royalti dari hobi mereka. Fucking cool, huh?

#randomthought Sore tadi, seperti biasa aku tiduran sambil iseng ngecek hape. Ternyata masih aja sepi. Eh, nggak deng. Bukan itu yang mau aku bahas. Nggak sengaja kebuka salah satu chatroom di line, yaitu chat grup 7 days challenge. Grup berisi tiga anak ex-district 03 ini dibuat waktu kita kelas 12, dan awalnya dibuat untuk ngingetin sholat tahajud tapi ber-ending ngobrol absurd wkwk. Awalnya bingung, kenapa kebuka chat ini. Tapi iseng-iseng baca dan akhirnya malah ketawa-ketawa sendiri baca chat kita jaman dulu wkwk.